FUNGSI kanopi motor yaitu untuk melindungi pengendara dan penumpang dari hujan, panas, angin dan debu. Tentu, jangan dibandingkan dengan mobil. Kanopi yang aman tentu harus mempertimbangkan aerodinamika. Kenyamanan harus memperhitungkan ergonomi. Dan, keseimbangan harus memperhitungkan antropometri. Dan masalah model harus mempertimbangkan tipologi dan seterusnya.
Masalah yang paling sering ditanyakan adalah berhubungan dengan safety atau keamanan terutama jika ada angin kencang. Hal ini bidang pembahasan ilmu aerodinamika.
Apakah aerodinamika itu?
Aerodinamika merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku angin dan mempelajari bagaimana cara mengendalikan atau mengelolanya agar kendaraan yang diciptakan aman dari terpaan angin hingga batas-batas tertentu.
Darimana datangnya angin?
Di dalam pembuatan kanopipun hal-hal demikian juga harus diperhitungkan. Pada dasarnya angin bisa datang dari mana saja. Bisa dari depan,samping kiri dan kanan,atas,belakang dan bawah.
Bagaimana cara mengendalikan angin?
1.Angin dari depan
2.Angin dari samping kiri dan kanan
3.Angin dari atas
4.Angin dari belakang
5.Angin dari bawah
1.Angin dari depan
Bentuk kaca depan yang cembung ke-kiri dan ke kanan berfungsi membuang angin ke arah kiri dan ke kanan dari kendaraan. Sedangkan bentuk kaca depan yang melengkung ke atas akan membuang angin ke atas sehingga tidak begitu berpengaruh terhadap laju kendaraan.
2.Angin dari kiri dan kanan
Angin dari kiri dan kanan motor berkanopi, harus dibuang melalui “terowongan angin” (istilah mahasiswa FT UII,Yogya yang pernah menciptakan kanopi pada tahun 2008/2009) atau melalui “jendela angin” (istilah dan ciptaan saya, Hariyanto Imadha). Dengan demikian kendaraan bisa melaju tanpa hambatan.
3.Angin dari atas
Diatasi dengan cara membuat bias-bias melengkung di sisi kiiri-kanan kanopi motor sehingga angin akan dibuang ke arah bawah dan kendaraan tetap melaju dengan lancar.
4.Angin dari belakang
Karena kendaraan melaju ke depan, maka tak banyak pengaruhnya terhadap bentuk kanopi.Namun iidealnya,bagian belakang kanopi harus dilengkapi “tterowongan angin” ataupun “jendela angin”
5.Angin dari bawah
Angin dari bawah boleh dinihilkan karena sangat jarang terjadi. Paling-paling angin pantulan. Hal ini teratasi dengan berat kendaraan itu sendiri. Meskipun demikian, kanopi motor bagian sisi kiri dan kanan diusahakan harus kosong sehingga angin dari bawah biisa tersalurkan kke kiri dan kanan.
Batas maksimal angin
Tentu, tidak semua angin kencang bisa diatasi semua kendaraan. Jika angin tersebut mempunyai kecepatan 50km/jam atau lebih, apalagi angin ribut, topan, puting beliung atau torpedo, maka langkah paling aman yaitu membuka “jendela angin” bagian belakang angin, berjalan pelan dan jika perlu berhenti
Contoh motor berkanopi yang mempunyai “terowongan angin” dan sangat aman menghadapi angin (Kanopi buatan mahasiswa FT UII Yogya,2008/2009)
Contoh motor berkanopi yang mempunyai “jendela angin” dan sangat aman menghadapi angin (Kanopi motor buatan saya/Hariyanto Imadha)
Sumber foto: Hariyanto Imadha
Contoh motor berkanopi yang tidak mempunyai “terowongan angin” ataupun “jendela angin” sehingga angin akan berputar-putar di tubuh pengemudi dan penumpang dan akan mempengaruhi kecepatan kendaran. Kendaraan akan lambat dan membuat kendaraan atau motor menjadi oleng atau mengganggu atau menghambat kecepatan atau laju kendaraan.
Sumber foto: sekawan-otomotif.blogspot.com
Kesimpulan:
Secara umum,motor berkanopi di mana kanopinya dilengkapi “terowongan angin” atau “jendela angin” tergolong aman untuk dikendarai sejauh telah melalui uji coba yang signifikan.
Semoga bermanfaat
Hariyanto Imadha
Facebooker/Blogger
http://elanvital2009.wordpress.com/2011/07/08/motor-amankah-mengendarai-motor-berkanopiberatap/
Filed under: Uncategorized | Tagged: aerodinamika, amankah, antropometri, beratap, berkanopi, bisnis, canopy, ergonomi, hariyanto imadha, kanopi, keamanan, kenyamanan, kreativitas, mengendarai, motor, online, promo, tipologi, unik | Komentar Dinonaktifkan pada MOTOR : Amankah Mengendarai Motor Berkanopi/Beratap?